Selasa, 04 Oktober 2011

Journey to the south

Posting kali ini menceritakan perjalanan kami yang hampir tiga bulan yang lalu, tepatnya tanggal 12 sampai 15 juli 2011. Sesuai judul yaitu "Journey to the South", adalah sebuah perjalanan dari Surabaya ke sebuah pulau di selatan Malang, pulau Sempu namanya. Pulau ini merupakan pulau kecil yang tidak berpenduduk dan pulau ini merupakan cagar alam yang dilindungi pemerintah. Pulau ini terdiri dari bukit hutan dan dihuni oleh Monyet. Di pulau ini terdapat sebuah danau bernama Segara Anakan. Sebenarnya sih ini bukan danau, tetapi Air laut yang terjebak di dalam sebuah karang sehingga tampak
seperti danau, jika air laut hindia pasang, maka danau inipun juga ikut pasang. Itulah sekilas tentang pulau sempu.

Saatnya kita lanjutkan ke bagian seru-seruannya, yaitu perjalanan konyol Ane bersama teman seperkonyolan untuk menuju ke pulau sempu. Perjalanan direncanakan berangkat setelah maghrib, namun karena satu dan banyak hal, akhirnya keberangkatan resmi dilakukan pada pukul 21.30 yang sebelumnya dilakukan doa bersama dan poto bersama
Peserta Jorney to the South

Diperjalanan , kami menemui banyak sekali masalah, masalah yang sering kami temukan adalah masalah ilangnya anggota rombongan. Hal ini disebabkan padatnya trafic kendaraan di Surabaya sampai daerah porong, sebelahnya lumpur lapindo. Setelah kemacetan di porong, perjalanan kembali lancar samapi kami istirahat di Kota Malang untuk sejenak ngopi, saat itu jam menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Setengah jam kemudian, perjalanan kembali dilanjutkan.

Setelah satu jam perjalanan, dimulaiah tantangan berikutnya, yaitu naik turunnya jalan diimbangi dengan jalan yang berkelok - kelok. Extrimnya jalan juga ditambah dengan absennya lampu jalan dibumbubui dengan kabut yang menyambut kedatangan kami. tetapi, suasana itupun terbayar ketika kami mulai mendengar deburan ombak pantai sendang biru dan aroma ikan segar yang nyasar di hidung kami. 
Rute Perjalanan Dari Surabaya ke Sempu



Sekitar Jam 03.30 sampailah kami di pantai sendang biru, dan dimushola deket pantai itu, kami langsung tertidur karena semaleman menikmati perjalanan. Pagiinya kami mempersiapkan diri untuk menyeberang, tetapi sebelum itu kami harus mengurus perijinan untuk masuk ke pulaunya. Dengan membayar 100ribu rupiah kami ber 16 menyeberang pulau untuk berangkat dan pulangnya. Dalam perjalanan meneberang terlihat hamparan Air yang luas dan airnya yang jernih membuat Ane bersyukur terlahir di Negeri ini. cuma 10 menit menyeberang, kami sampai di pulau sempu, dan dari sinilah kami akan terputus dengan dunia luar, tanpa sinya HP, tanpa internet. Untuk itu, kami harus membawa logistik untuk persediaan 2 hari. 


Setelah penyeberangan


Setelaha menyeberang, kami harus berjuang berjalan kurang lebih 2 jam untuk mencapai Segara Anakan. tetapi perjalanan itu tidak terasa karena perjalanan kami diisi dengan kelakuan konyol dan poto - poto. 


Perjalanan merambah hutan
Setelah berjuang memasuki hutan, sampailah di segara anakan. Ternyata tidak seperti yang ane bayangkan, ternyata banyak juga orang yang pengen menikmati keindahan alamnya, sehingga suasana nya jadi agak sedikit rame. tetapi tetep kitalah yang paling rame dan paling gak modal. Melihat rombongan lain yang mendirikan tenda, kita tendanya berupa langit dan beralaskan banner2 yang kami bawa dari kampus. Inilah yang disebut dengan petualang sejati. Saat seperti ini, doa kita hanyalah satu, yaitu semoga hujan tidak mengadakan Welcome party menyambut kedatangan kami. Tetapi, Welcome party tetep diadakan oleh beberapa ekor monyet yang meminta jatah makanan dari kami.


Karena kami nyampai siang, dan kami tidak membawa tenda untuk tempat berteduh, kami mencari tempat teduh di bawah pohon untuk dijadikan basecamp. Tetapi, karena tempatnya yang Bagus, hsarat kami untuk mengabadikan setiap sudut bersama tampang kami tak tertahankan, dan akhirnya sesi pemotretan langsung dilaksanakan. tanpa pikir panjang telah terkumpul puluhan pose yang tidak layak disebut sebagai poto model. 


Setelah sesi pemotretan usai, agenda dilanjutkan dengan bermain bola. Nah disini, rombongan kamilah sebagai pengusanya. sluruh tempat dijadikan lapangan dan rombongan lain tidak kami kasih bagian. he he he. Karena kecapaian, kelakuan idiot kami mulai menyetir hidup kami dan akhirnya kami membuat api unggun untuk memasak makanan yang kami bawa, padahal jam masih menunjukkan pukul 4 sore. 


sampai akhirnya, Api unggun tetap menyala sampai malam hari. selain sebagai pengahangat, api unggun juga tetap masih digunakan untuk memasak makanan. Sepeeti gembel, kami tibur seadanya dan gak aturan, tidak seperti yang lain membawa tenda. Bagi buta, Rombongan kami jugalah yang juara untuk bangun dan teriak - teriak seperti orang kesurupan sehingga membangunkan rombongan yang lain. Kemudian kami packing untuk kembali ke pulang.

Foto fotonya bisa di lihat di sini

2 komentar:

sial lo ni, g ngajak2,, padahal wes nang malang lo,,

Ha ha ha, emange awakmu durung tau rono??

Posting Komentar