Senin, 18 April 2011

Memikirkan Indonesia

Masih dengan tema kereta Ekonomi. “Naik Kereta Ekonomi Membuatku Jadi Memikirkan Indonesia” itulah kalimat yang terlontar dari mulut temen Ane. Sebenarnya  hal serupa juga juga ada pada dalam diti Ane. Mungkin pemikiran Ane ini gak mungkin dibaca oleh para pemangku kebijakan transportasi rel. Tulisan yang ane tulis ini hanya sebagai apresiasi bentuk “Kekesalan” Ane dengan sistem transportasi di Negeri ini utamanya Transportasi Rel.


Yang akan Ane bahas disini pertama mengenai sistem penjadwalan. Kadang bahkan setiap Ane memanfaatkan jasa kereta api ini, tidak pernah kereta api ( yang Ane bahas disini kereta Ekonomi) datang tepat waktu. Pasti ada keterlambatan walaupun Cuma lima menit. Apakah penyebab keterlambatan itu ane juga kurang tahu.

Kedua, Ane akan membahas mengenai Fasilitas. Okelah, Ane maklumi tentang  penumpang yang berdiri, karena ya namanya kereta Ekonomi. Tapi yang jadi masalah, banyak orang termasuk Ane hanya bisa berdiri di dekat pintu tanpa pegangan yang memadai. Kalau bisa dibilang, Ane hanya berjarak beberapa senti dari kematian. Kenapa? Bisa Ente bayangkan sendiri, dekat pintu, tanpa pegangan, dan kereta melaju dengan cepat, kalau Ada yang menyenggol Ane dan Ane gak siap, Ane bisa Jatuh.

Kalau tau seperti itu, kenapa pihak yang punya kereta tidak menambah gerbong atau menambah jadwal kereta? Seharusnya mereka menyadari jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah, dan dengan itu pula kebutuhan akan transportasi semakin besar. Kalau menurut Ane, utu juga peluang yang sangat besar untuk menambah penghasilan, terlebih lagi ini adalah pulau jawa yang penduduknya sangat padat.

Selanjutnya Ane meyoroti masalah kebersihan. Apa mentang – mentang ini kereta Ekonomi, kebersihannya tidak terlalu diperhatikan?  Ane merasa miris melihat kereta seperti Selokan, Air hujan menggenang di dalam kereta dan diatasnya banyak sampah yang berserakan. Belum lagi melihat toiletnya, jadi Ilfil Ane untuk kencing.

Yang terakhir, masalah pedagang Asongan. Mereka selalu mondar – mondir di sela – sela padatnya penumpang. Mereka seenaknya sendiri lewat di depan semua penumpang. Diisi penumpang aja sudah padat apalagi ditambah dengan pedagang asongan yang mondar – mandir, Tambah sumpek keretanya. Ane juga sadar kok kalau mereka mencari penghasilan.  Tapi ya jangan seperti itu caranya. Kalau menurut Ane, Kenapa semua pedagang Asongan itu gak ditaruh dalam satu gerbong yang difungsikan sebaagai kantin kereta?

Sebenarnya masih banyak yang ingin Ane sampaikan disini mengenai kereta Ekonomi, tapi sekian aja dulu takut dipermasalhkan sama yang punya kereta.

0 komentar:

Posting Komentar