Satu persatu teman Ane mulai bangkit dari dari keterpurukannya. Mereka seakan sudah menemukan titik baliknya masing – masing. Hanya tertinggal beberapa butir anak yang sampai setengah semester ini yang masih menjadi “Pesakitan”. Sudah lama Ane menunggu kapan Ane akan berubah menjadi seorang yang lebih rajin, lebih pintar dan tidak mengangap remeh sebuah materi kuliah, dan sampai sekarang belum ada perubahan.
Dulu, di awal – awal kuliah semester ini, Ane selalu duduk di depan berharap bisa lebih memahami apa yang disampaikan dosen dan keluar dari Himpunan Mahasiswa Pesakitan (HMP). Tapi itu hanya bertahan beberapa minggu dan Ane kembali lagi duduk di belakang. Tapi memang sih duduk di depan itu bisa lebih cepat nangkep apa yang disampaikan, tapi selalu saja godaan untuk duduk dibelakang mampir menghantui pikiranku yang akibatnya membuat tidak konsen.
Sebelumnya, Ane mau cerita tentang apa itu Pesakitan. Pesakitan adalah sekelompok anak yang merasa dirinya bodoh bin goblok dan selalu menjadi yang terbelakang di kelas dalam memahami materi kuliah, namun mereka bangga akan itu semua. Parah memang, tapi itu fakta yang sedang terjadi sekarang ini. Dan yang lebih parahnya lagi, Ane terseret di kubangan pesakitan itu. Intinya, Mahasiswa Pesakitan adalah mereka emang bener – bener sakit jiwanya atau dengan kata lain “GILA”. Data dan fakta yang ada, saat ini mahasiswa mulai berkurang dan hanya tinggal beberapa orang termasuk Ane.
Menurut Ane dan Menurut apa yang telah terjadi pada diri Ane, Pesakitan bukanlah Anak yang bodoh, tapi Mereka (Ane) hanya belum menemukan TITIK BALIKnya. Titik balik ini berkaitan erat dengan Motivasi. Rata – rata, teman Ane yang sudah terbebas dari jurang pesakitan, mereka telah menemukan titik baliknya dan itu terjadi setelah motivasi datang. Nah Ane sendiri, sampai saat ini belum menemukan sebuah motivasi untuk menyelamatkan masa depan Ane. Sebenarnya sih bukan belum menemukan, tapi lebih cenderung motivasi itu direduksi oleh keadaan. Pernah , bahkan sering Ane mendengar kalau di dunia kerja hanya 10 persen ilmu yang dipakai dari ilmu yang didapat dibangku kuliah. Keadaan seperti inilah yang merampas motivasi belajar Ane.
Apakah Ane harus mencari motivasi lain? Ataukah subjek yang Ane buat motivasi salah? Ataukah pikiran Ane yang sempit? Sebenarnya Ane juga sadar, kalau kuliah itu bukan hanya sekedar mendapat ijazah lalu kerja di tempat yang keren, tapi ebih daripada itu. Kuliah sebenarnya adalah proses pendewasaan untuk mahasiswa mulai dari pola pikir sampai ke pembentukan karakter. Jadi, apakah motivasi itu ditunggu untuk datang atau Ane harus mencari motivasi itu sehingga menjadi titik balik yang membalikkan semua keadaan yang terjadi pada diri Ane sekarang ini? Tanda tanya besar masih menjadi pe er yang belum terselesaikan.
0 komentar:
Posting Komentar